Announcement

Collapse
No announcement yet.

Pesona Labuan Bajo Komodo

Collapse
X
  • Filter
  • Time
  • Show
Clear All
new posts

  • #1

    Pesona Labuan Bajo Komodo

    Baling-baling pesawat berputar semakin cepat. Dari kokpit, pilot menambah laju pesawat propoler ATR 72-500 produksi French-Italian Aircraft Manufactures ATR. Saya terpaku saat lajunya meninggalkan daratan Pulau Flores, sementara Bandara Komodo Labuan bajo terlihat semakin kecil saja. Saat pesawat mendongak ke atas, yang tersisa sekarang hamparan pemandangan indah. Perbukitan menguning, jelas saja musim kemarau berkepanjangan menyisakan rumput-rumput kering. Dari kejauhan hamparan keindahan lanskap perbukitan dipadu dengan lautan biru menjadi penyejuk mata sesaat pesawat lepas landas. Saya tidak mau ketinggalam, visual Labuan Bajo Komodo dari udara saya tampilkan untuk pelepas mimpi bagi kawan pejalan yang sudah ataupun akan mengunjungi Pulau Komodo maupun daratan Flores.
    Barisan perbukitan yang diapit oleh laut indah menjadi pemandangan sesaat pesawat lepas landas. Data dari Taman Nasional Komodo yang dilansir dilaman Kementerian Kehutanan memperkirakan Taman Nasional Komodo bagian barat terbentuk sekitar 130 juta tahun yang lalu pada era Jurasic.
    Flores serta pulau-pulau di Taman Nasional Komodo terbentuk dari proses geologi yang panjang. Geografisnya yang berada antara lempeng Sahul dan Sunda menjadikan kawasan ini rentan akan gesekan. Kejadian letupan vulkanis membuat kawasan disekitar komodo Terangkat. Begitu pula dengan terjadinya proses pengangkatan dasar karang dilautan, proses letupan vulkanis masa silamlah yang menjadikan daerah ini begitu mempesona seperti sekarang ini. Banyak ahli mengatakan kejadian ini terjadi di era jurasic sekitar 130 juta tahun silam, sementara untuk kawasan timur Komodo diperkirakan proses vulkanis terjadi di era eosin sekitar 43 juta tahun silam.

    Bukit-bukit di kawasan Komodo menjulang tinggi menyisakan panorama alam yang luar biasa. Perpaduan tanah bebatuan ditumbuhi rerumputan, disebagian aea beberapa pohon tumbuh. Sementara dikedalaman lautnya aneka terumbu karang menghiasi laut jernih, disinilah tempat hidup berbagai satwa laut.
    Topografi di Taman Nasional Komodo berupa perbukitan yang ditumbuhi rerumputan. Di beberapa tempat, perbukitan langsung berbatasan dengan laut. Puncak tertinggi di kawasan Taman Nasional Komodo adalah Gunung Satalibo 735 mdpl yang terletak di Pulau Komodo.


    Hal lain yang sangat menarik untuk mengamati kawasan Komodo dari udara adalah keindahan lautnya. Dari udara kita bisa melihat hamparan pantai berpasir putih dihiasi laut hijau jernih dan terumbu karang terhampar jelas. Saya mengambil nafas sejenak menyaksikan pemandangan alam ini. Indonesia memang menjadi surga bahari di bumi ini. Di negeri ini, segitiga terumbu karang dunia ada. Data yang dilansir tahun 1999 oleh United Nations Environment Programme (UNEP)-World Conservation Monitoring Centre (WCMC) dan Global Coral Reef Distribution menyebutkan bahwa 18% karang dunia ada di Indonesia.

    Di komodo misalnya, terumbu karang beraneka ragam serta hewan bawah laut yang berbagai macam rupa menjadi daya tarik para peneliti, ilmuwan, pelancong serta penggermar kegiatan bawah laut untuk menghabiskan diri. Lebih kurang ada 35 dive site di kawasan ini berdasarkan informasi dari dive-the-world.com

    Pesona daratan dan laut di Pulau Komodo. Terlihat melintas speed boat ditepi hamparan karang yang berbatasan langsung dengan laut dalam.
    Kawasan ini pula mashyur dengan bintang purbanya, Komodo yang masih hidup hingga sekarang. Banyak penelitian yang mengkaji proses evolusi binatang ini. Para ahli berdatangan untuk meneliti proses bertahan komodo dari ribuan tahun silam. Sebagai wisatawan, mengunjungi pulau komodo menjadi salah satu kebanggan. Bukan saja melihat binatang purba yang masih hidup hingga sekarang, tetapi lebih dari itu. Kita mengetahui bahwa negara kita dengan kekayaan yang sangat luar biasa sehendaknya harus dijaga kelestariaanya.

    Saya senang sekali bisa mengunjungi dua pulau yang menjadi habitat asli komodo, yakni Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Komodo hidup bebas berkeliaran, jika panas terlalu terik komodo berleyeh-leyeh. Saya mencap binatang ini sebagai binatang pemalas.
    Jalan tanah menuju Desa Rangko, membelah bukit tandus. Di kejauhan Pulau Kelapa, Pulau Sebayur Besar, Pulau Sebayur Kecil dan Pulau Kanawa mengapit Labuan bajo.
























    Pesawat semakin melaju meninggalkan gugusan pulau Komodo. Lajunya menggeruduk saat menabrak awan. Namun bayangan alam komodo tak ingin terbang meninggalkan pikiran. Saya mencoba mengingat setiap jengkal kenangan disana. Menyimpannya dan berdoa kelak suatu saat saya kembali menginjakkan kaki di tempat Ora, sang komodo, hidup hingga sekarang. []
    Awan menutupi sebagian daratan Pulau Rinca. Sementara pesawat ATR 72-500 melaju membelah laut Flores.




    Share this post:

  • #2
    siapa yang gk terpesona sama keindahan labuan bajo
    Teknisi jembatan timbang bersertifikat

    Comment

    Powered by Stromotion
    Working...
    X